Bisnis adalah suatu pola kerja bak sejoli yang berpasangan dimana
ada hasil pasti ada resiko,semakin besar hasil semakin besar resiko, hal ini
sudah menjadi ketetapan pasti dari sebuah hukum alam. Apabila sudah tahu akan “apa
itu bisnis”,maka marilah kita memulai membincangkan sebuah bentuk bisnis. Menggiurkan
memang apabila mencari tahu akan manisnya hasil bisnis rental kamera (DSLR-dsj),
dari berbagai sumber baik internet atau dari mulut langsung sang pengusaha. Bisnis
Rental Kamera mampu menghasilkan income jutaan rupiah perbulan, kerja mudah dan
gampang dan berbagai cerita manis lainnya. Namun,pada FAKTAnya apakah
sedemikian?
Disini saya selaku penulis,hendak membahas tulisan ini bukan
dengan alur motivator,pemberi ide atau pengabar hasil manis dari sebuah
bisnis,namun sebuah pembahasan yang lebih menyentuh bisnis yang realistis. Suatu
pembahasan dimana pahit lebih didahulukan daripada manis dalam berbisnis. Sebab
percayalah, apabila kita memulai berbisnis dengan patokan mendahulukan manisnya
hasil,maka pada saat itulah kehancuran bisnis kita bangun sendiri.
Diawali sebuah kisah
teman yang meniru
Suatu ketika ada kawan yang mengabari saya untuk ikut meniru
membuka bisnis rental kamera,sang kawan ini baru pulang dari jepang ternyata
sehingga tabungan dan modal yang dimiliki cukup besar. Pikir kawan saya,membuka
bisnis rental kamera adalah; dia punya modal-beli kamera-disewakan dan
mendapatkan hasil. Dia berpikiran bahwa membuka bisnis rental kamera bak
membuka warung sembako dimana ada modal,dapat barang dan bisa dijual.
Dimulai dari menginvestasikan uangnya cukup besar dan
mendapatkan 5 unit kamera DSLR lengkap. Dia mulai menjalankan bisnisnya
tersebut. Satu hingga 3 bulan bisnisnya dijalankan tanpa masalah dan menghasilkan
uang,namun setelah lepas 3 bulan permasalahan bermunculan. Diawali dengan kasus
penipuan, kamera yang rusak dan tidak tahunya bagaimana dia harus menyelesaikan
berbagai macam masalah yang ada sehingga dengan sedemikian hari berganti hari
bukan keuntungan yang didapat namun tanda-tanda kerugian atau resiko dari
bisnis rental kamera sudah mulai bermunculan dan dirasakan.
Akhir cerita bisnis kawan saya tersebut, yang hanya bermodal
uang, pengetahuan akan manisnya hasil bisnis namun lalai bahwa dibalik manisnya
bisnis ada resiko pahit yang harus ditanggung. Tumbang seiring berlangsungnya
hari. Wal hasil bisnisnya hanya berjalan selama 5/6 bulan saja. Yang kemudian
unit kamera yang dimilikinya dilego ke tempat saya. Dan dikala ditanya, “apakah
untung atau rugi?” dia menjawab bahwa dia rugi eski diawal dia merasa untung. Inilah
fatamorgana, kita kira kita sudah mampu berbisnis dan menghasilkan laba namun
faktanya kerugianlah yang dirasa.
Bersambung----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar