Cari

Selasa, 24 November 2015

Membuka Bisnis Rental Kamera (Yang Perlu Diperhatikan Sebelumnya)


Bisnis adalah suatu pola kerja bak sejoli yang berpasangan dimana ada hasil pasti ada resiko,semakin besar hasil semakin besar resiko, hal ini sudah menjadi ketetapan pasti dari sebuah hukum alam. Apabila sudah tahu akan “apa itu bisnis”,maka marilah kita memulai membincangkan sebuah bentuk bisnis. Menggiurkan memang apabila mencari tahu akan manisnya hasil bisnis rental kamera (DSLR-dsj), dari berbagai sumber baik internet atau dari mulut langsung sang pengusaha. Bisnis Rental Kamera mampu menghasilkan income jutaan rupiah perbulan, kerja mudah dan gampang dan berbagai cerita manis lainnya. Namun,pada FAKTAnya apakah sedemikian?

Disini saya selaku penulis,hendak membahas tulisan ini bukan dengan alur motivator,pemberi ide atau pengabar hasil manis dari sebuah bisnis,namun sebuah pembahasan yang lebih menyentuh bisnis yang realistis. Suatu pembahasan dimana pahit lebih didahulukan daripada manis dalam berbisnis. Sebab percayalah, apabila kita memulai berbisnis dengan patokan mendahulukan manisnya hasil,maka pada saat itulah kehancuran bisnis kita bangun sendiri.

Diawali sebuah kisah teman yang meniru
Suatu ketika ada kawan yang mengabari saya untuk ikut meniru membuka bisnis rental kamera,sang kawan ini baru pulang dari jepang ternyata sehingga tabungan dan modal yang dimiliki cukup besar. Pikir kawan saya,membuka bisnis rental kamera adalah; dia punya modal-beli kamera-disewakan dan mendapatkan hasil. Dia berpikiran bahwa membuka bisnis rental kamera bak membuka warung sembako dimana ada modal,dapat barang dan bisa dijual.

Dimulai dari menginvestasikan uangnya cukup besar dan mendapatkan 5 unit kamera DSLR lengkap. Dia mulai menjalankan bisnisnya tersebut. Satu hingga 3 bulan bisnisnya dijalankan tanpa masalah dan menghasilkan uang,namun setelah lepas 3 bulan permasalahan bermunculan. Diawali dengan kasus penipuan, kamera yang rusak dan tidak tahunya bagaimana dia harus menyelesaikan berbagai macam masalah yang ada sehingga dengan sedemikian hari berganti hari bukan keuntungan yang didapat namun tanda-tanda kerugian atau resiko dari bisnis rental kamera sudah mulai bermunculan dan dirasakan.

Akhir cerita bisnis kawan saya tersebut, yang hanya bermodal uang, pengetahuan akan manisnya hasil bisnis namun lalai bahwa dibalik manisnya bisnis ada resiko pahit yang harus ditanggung. Tumbang seiring berlangsungnya hari. Wal hasil bisnisnya hanya berjalan selama 5/6 bulan saja. Yang kemudian unit kamera yang dimilikinya dilego ke tempat saya. Dan dikala ditanya, “apakah untung atau rugi?” dia menjawab bahwa dia rugi eski diawal dia merasa untung. Inilah fatamorgana, kita kira kita sudah mampu berbisnis dan menghasilkan laba namun faktanya kerugianlah yang dirasa.
Bersambung----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar